INILAH.COM, London – Seorang bocah autis berusia enam tahun
asal Amerika Serikat (AS), Ethan Walmark, berhasil memukau pengguna
internet setelah memainkan versi piano Piano Mandari Billy Joel.
Bocah
ini menderita autis yang membuatnya sulit melakukan interaksi sosial.
Selain itu, ia juga diberkahi bakat bermusik yang menakjubkan.
Video
ini sebenarnya bukan video pertamanya memainkan piano.Sebelumnya, ada
20 video lain yang menampilkan Walmark sedang memainkan musik-musik dari
musisi lain, seperti Take on Medari A-Ha dan Mockingbirddari James Taylor. Saat diakses, video ini telah dilihat lebih dari 500 ribu kali. http://teknologi.inilah.com/read/detail/1856050/main-piano-bocah-autis-gemparkan-dunia-maya
Air Tajin bisa digunakan sebagai "pengganti" susu hewani. untuk membuatnya tidak susah : Cara Membuat Air Tajin Bahan :
genggam beras
gelas air
Cara membuat :
Cuci bersih beras sampai bersih, tiriskan
Tempatkan di panci bergagang, tambahkan air, dan rebus.
Aduk-aduk sesekali, sampai mengental.
Angkat, saring. Kalo kental banget agak susah, ya cukup pisahkan dengan nasinya
Dinginkan, dan sajikan segera.(bisa ditambahkan gula aren / stevia u pemanis)
Catatan :
Kekentalan tergantung selera, tapi jangan kental banget. Soalnya
nanti kalau kekentalan jadi kenyang duluan. Jadi males makan/minum susu.
Bisa dicampur dengan susu atau diminum langsung.
Ini berguna banget untuk mengobati flu perut.
Kalau misalnya agak repot, bisa aja waktu masak nasi di magic jar,
airnya agak banyakin. Nanti kalau udah mendidih dan udah agak mengental,
ambil airnya (gak semua lah, kira2 aja, biar nasinya juga tetep oke.Sumber : Majalah NOVA
Kategori berikut bisa dijadikan salah satu acuan dalam memilih sekolah anak autis.
Low Functioning
Pada anak autis dengan Low Functioning, biasanya disertai dengan
kemampuan bicara yang sangat minim, bahkan tidak berbicara sampai usia
dewasa dan hambatan dalam memahami “konsep”. Anak autis dengan Low
Funcitoning mencapai 70% dari populasi anak autis. Anak autis yang Low Function, biasanya berkomunikasi dengan cara
non-verbal. Anak mungkin hanya menggunakan bahasa tubuh yang sangat
minim (misal menarik tangan untuk meminta tolong diambilkan benda yang
disuka), atau anak mengkomunikasikan ketidak sukannya dengan cara
tantrum. Biasanya untuk mengakomodasi hambatannya ini didunakan PECS
(Picture Exchange Communication System) atau sistem komunikasi melalui
pertukaran gambar. Ini ditujukan untuk anak autis yang Non-Verbal bisa
tetap melakukan komunikasi, sehingga ia tidak mengkomunikasikan
keinginannya dengan cara yang tidak adaptif.
Middle Functioning
Anak autis dengan medium functioning mempunyai kemampuan
yang lebih baik untuk memahami “konsep”. Sehingga waktu yang diperlukan
untuk menguasai suatu pengtehuan (misal: tentang nama-nama benda,
anggota tubuh, dll.) membutuhkan yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan anak autis yang low functioning. Pada banyak anak autis dengan medium functioning menunjukkan
kemampuan berbicara, namun biasanya masih sangat terbatas dan lebih
bersifat searah (misal: hanya menjawab ketika ditanya, namun tidak bisa
membuat pertanyaan apabila ada hal yang tidak ia ketahui).
High Functioning
Anak dengan high functioning, mempunyai kemampuan dalam memahami
konsep dengan cukup baik (untuk konsep yang tidak abstrak). Jika anak
autis yang high functioning mendapatkan penangan yang tepat sejak dini,
mendapat dorongan yang baik dalam keluarga, anak ini dapat hidup mandiri
bahkan sampai berkeluarga.
dr Adriana S. Giananjar, M.S., psikolog menyarankan : 1. Saat ingin
mencari sekolah yang tepat, lebih baik mencari informasi atau
rekomendasi dari orang tua lain, yang juga memiliki anak autistik. 2. Selalu mengajak anak ketika mendaftar masuk sekolah. Ini perlu
dilakukan agar pihak sekolah mengetahui kondisi anak, kemampuan anak dan
tidak terjadi masalah dikemudian hari. 3. Perlu untuk mengobservasi kurikulum dan kebijakan apa yang
diberlakukan untuk siswa ABK, dan juga kesiapan siswa lain menghadapi
siswa ABK. Bullying (intimidasi) biasanya dialami oleh anak autistik
karna tidak siapnya siswa lain menerima siswa ABK. 4. Sekolah inklusi biasanya menyediakan guru bantu untuk mendampingi
siswa ABK di dalam kelas. Biasanya dibutuhkan pada saat siswa ABK berada
di kelas 1-2 sekolah dasar. Seiring perkembangan, biasanya guru bantu
perlahan tidak dibutuhkan oleh mereka. 5. Guru bantu memiliki tugas khusus untuk memfasilitasi kesulitan
yang mungkin dialami oleh siswa ABK saat proses belajar mengajar
berlangsung. Misalnya, guru membantu anak menemukan halaman mana yang
harus dibuka.
"Stims" adalah singkatan untuk diri-stimulasi perilaku, perilaku kebanyakan orang menunjukkan. Kita mungkin berputar rambut kita atau ketuk pensil - yang stimming. Perbedaan antara stims diterima dan mereka yang kita anggap tidak pantas dalam pengulangan jenis dan intens dari stims. Ketika saya melakukan stims seperti pasir dribbling melalui jari-jari saya, itu menenangkan saya. Ketika saya stimmed, suara yang menyakiti telinga saya berhenti. Sebagian besar anak-anak dengan autisme melakukan perilaku yang berulang-ulang karena rasanya enak dalam beberapa cara.
Ini bisa menetralkan lingkungan sensorik besar, atau mengurangi tingkat
kecemasan tinggi internal yang anak-anak ini biasanya rasakan setiap
hari.
Individu dengan autisme menunjukkan berbagai stims, mereka mungkin batu,
mengepakkan, berputar diri sendiri atau barang-barang seperti koin,
kecepatan, memukul diri, atau mengulangi kata-kata berulang (stims
verbal).
Ketika perilaku yang tidak terkendali, terjadi berlebihan dalam
pengaturan yang tidak pantas, atau mencegah anak dari interaksi sosial
dapat diterima, masalah ada.
Sebuah pertanyaan umum kedua orang tua dan guru bertanya kepada saya
adalah: "Haruskah anak akan diizinkan untuk melakukan stims? Jawaban saya biasanya "ya dan tidak."
Aku diizinkan untuk Stim dalam privasi kamar tidur saya selama satu jam
setelah makan siang dan untuk waktu singkat setelah makan malam. Sisa waktu stims tidak diperbolehkan. Stimming benar-benar dilarang di meja makan, di toko-toko, dan di gereja.
Saya pikir itu adalah penting bagi anak dengan autisme untuk memiliki
beberapa waktu yang dijadwalkan untuk melakukan stims secara pribadi. Ketika mereka mendapatkan lebih distimulasi, bisa membantu mereka menenangkan diri. Pada individu dengan autisme yang lebih parah, stimming dapat digunakan sebagai hadiah.
Dalam beberapa individu, mereka dapat mempertahankan perhatian untuk
waktu yang singkat dan kemudian perlu untuk Stim untuk memfokuskan
kembali dan menyetel kembali sistem mereka. Tiga Jenis Perilaku Repetitive Tidak semua perilaku repetitif adalah stims, sehingga sangat penting untuk membedakan sumber balik perilaku.
Stimming PerilakuPerilaku diri menenangkan anak dan membantunya kembali keseimbangan emosional..
Sayangnya, jika anak-anak diperbolehkan untuk Stim sepanjang hari,
belajar tidak akan berlangsung karena otak anak adalah mematikan dari
dunia luar.
Hal ini sangat baik untuk memberikan anak waktu untuk stim tapi sisa
hari, dua muda untuk lima tahun harus mendapatkan tiga sampai empat jam
sehari dari satu-ke-satu kontak dengan seorang guru yang baik untuk
menjaga otak anak terbuka untuk menerima informasi dan pembelajaran.
Gerakan InvoluntaryGerakan-gerakan ini dapat menyerupai stims tetapi mereka mungkin
disebabkan oleh salah satu Sindrom Tourette atau kondisi yang disebut
tardive dyskinesia, yang merupakan efek samping dari obat antipsikotik
seperti Risperdal (risperadone), Seroquel (quetiapine) atau Abilify (aripiprazole).. Kerusakan saraf - kadang-kadang permanen - dari obat ini menyebabkan perilaku berulang-ulang.
Meskipun mereka disetujui oleh FDA untuk lima-year-olds, mereka adalah
pilihan yang buruk karena bahaya kerusakan saraf dan berat badan besar. Saya akan merekomendasikan mencoba diet khusus atau suplemen minyak ikan pertama.
Meltdown Jumlah Karena Overload Sensory. Ketika ini terjadi, anak sering mengamuk sementara menunjukkan perilaku berulang seperti menendang atau mengepak. Pendekatan yang terbaik adalah untuk menempatkan anak di tempat yang tenang dan membiarkan dia tenang. Pengajaran mustahil selama meltdown. Ketika aku selesai mengamuk, ibu diam-diam mengatakan kepada saya konsekuensinya tidak ada TV malam ini dan itu.
Tergantung pada alasan, pendekatan stimming terapi seperti ABA,
modifikasi lingkungan, atau sensorik berbasis terapi dapat membantu
dalam mengurangi atau memodifikasi tangan mereka.
Orang tua juga dapat mengajarkan anak untuk menggantikan perilaku yang
lebih dapat diterima untuk stim ketika di luar rumah, seperti menggosok
sebuah benda kecil di saku anak atau meremas bola enak bukan tangan
mengepak.http://autismdigest.com/why-do-kids-with-autism-stim/
SIAPA TEMPLE GRANDIN ??
Nama Temple Grandin memang tidak begitu terkenal di Indonesia. Namun,
di negeri asalnya, Amerika Serikat, namanya sudah sangat dikenal luas,
terutama jika dihubungkan dengan dunia autisme. Namanya pertama kali
dikenal saat kisah hidupnya diangkat ke dalam sebuah buku yang ditulis
oleh Oliver Sacks.
Buku yang berjudul ”An Anthropologist On Mars” tersebut berisi
gambaran Grandin mengenai perasaannya berada diantara orang-orang
“neurotypical”.
Temple Grandin lahir di Boston, Massachusetts pada 29 Agustus 1947.
Sebelum didiagnosa mengidap autis pada tahun 1950, Awalnya Grandin
didiagnosa mengidap kerusaka otak ketika berusia dua tahun. Oleh
orangtuanya ia kemudian dimasukan ke sebuah kelompok bermain yang
guru-gurunya ia anggap sangat baik.
Ibunya berkonsultasi kepada seorang dokter yang menyarankannya agar
ia memberi putrinya itu terapi wicara. Ibunya kemudian menyewa seorang
pengasuh yang menghabiskan waktu berjam-jam bermain sambil belajar
bersama Grandin dan kakaknya.
Buku "Untukmu Segalanya" menurut saya, kaya dengan pengalaman pribadi yang luar biasa dan bisa menjadi bahan pertimbangan kita untuk menjadikan anak kita yang berkebutuhan khusus menjadi lebih baik.
Sinopsis :
Austisme? Aneh sekali, aku merasa
tenteram mendengar diagnosis itu. Sungguh menenangkan mengetahui bahwa
gangguan yang diderita Miles punya nama. Aku pun sedikit lega karena
kegelisahanku selama ini mendapat pengakuan. Tapi, itu tak lama
tiba-tiba kurasakan aliran adrenalin yang memuncak. Jantungku pun
berdetak lebih kencang.
Ketika Miles didiagnosis menyandang
autisme paad usia 19 bulan, Karyn Seroussi bertekad melakukan apa pun
agar putranya itu dapat berfungsi sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Selain menerapkan terapi bicara dan modifikasi perilaku paad Miles,
Seroussi juga memberikan sebagian besar energi dan waktunya untuk
melakukan riset, mencari pendekatan alternatif.
Menyelisik
berbagai makalah kesehatan, membentuk jaringan komunikasi dan konsultasi
dengan para orangtua anak autistik, juga berselancar di internet, Karyn
dan suaminya yang ahli kimia menemukan bahwa gangguan yang dialami
Miles berpangkal dari kerusakan sistem kekebalan tubuh yng muncul
beriringan dengan saat vaksinasi. Akibatnya, sistem pencernaan Miles
tidak dapat mencerna sejumlah protein tertentu, dan ini menyebabkan
perkembangan otak yang tidak normal. Mereka pun yakin ada hubungan erat
antara autisme dan diet. Oleh karena itu, mulailah Karyn dan suaminya
bekerja keras - Karyn menerapkan program diet untuk Miles di rumah,
sementara sang suami menguji teori mereka di laboratorium tempatnya
bekerja.
Untukmu Segalanya merupakan catatan yang menggugah
sekaligus menegangkan tentang kegigihan seorang ibu melawan berbagai
tantangan - termasuk kemapanan ilmu kesehatan - demi mengupayakan
kesembuhan putranya. Buku ini juga memuat tanya jawab seputar autisme,
sumber-sumber dan resep makanan bebas gluten dan kasein, serta berbagai
bacaan dan organisasi yang bisa dirujuk oleh mereka yang bergelut dengan
penderita autisme dan gangguan perkembangan pervasif.
Kepekaan dan kemampuan Karyn Seroussi membedakan fakta dan fiksi
menjadikannya sebagai orang yang tepat untuk mengungkapkan kisah riset
autisme ini. Belum lagi kenyataan bahwa putranya berhasil sembuh, juga
suaminya, seorang ilmuwan yang membantu menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi."
Lisa S. Lewis, Ph.D. - penulis Special Diets for Special Kids
"Saya mensyukuri kehadiran buku ini - seandainya kami menunggu sampai
dokter kami mengatakan apa yang harus kami lakukan, anak autistik kami
tentu akan sangat berbeda."
Susan Leach, New York
Temple Grandin adalah seorang gadis
‘istimewa’. Sejak berumur 4 tahun Ia sudah divonis menderita autisme
akut sehingga membuat dirinya berbeda dengan kebanyakan gadis lain
seumurnya. Seperti penderita autisme pada umumnya, Grandin mengalami
kesulitan untuk dapat mengekspresikan emosinya dan berkomunikasi dengan
lingkungannya, dan hidup dalam dunianya sendiri, mungkin hanya sang ibu,
Eustacia (Julia Ormond) dan bibinya, Anne (Catherine O’Hara) yang
selama ini paling mengerti diri Grandin dan menjadi penyemangatnya dalam
menjalani kehidupannya.
Seperti yang sudah disinggung diatas,
Grandin adalah gadis yang istimewa. Ya, kelainan yang menjadi kelemahan
terbesarnya ternyata juga menjadi berkat luar biasa baginya. Grandlin
melihat dunia dengan caranya sendiri. Hanya dengan melihat sebuah objek
tertentu Grandlin dengan cepat dapat mengingatnya, tidak peduli sudah
berapa lama ia melihatnya, ia selalu dapat memberikan gambaran secara
rinci apa yang dilihatnya. Bakat iniliah yang tampaknya berhasil di
‘endus’ oleh, Professor Carlock (David Strathairn), pengajar sains
disekolah tempat Grandin yang kemudian mendorongnya untuk membuka
dirinya kepada dunia melalui pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Tidak mudah memang bagi seorang penderita
autisme seperti Grandin untuk dapat diterima di dunia ‘normal’. Namun
sekali lagi berkat kegigihannya dan kerja keras, dukungan luar biasa
dari orang-orang tercinta dan ‘bakat’ hebatnya, Grandin membuktikan
kepada dunia bahwa orang sepertinya juga mampu berbuat banyak, bahkan
lebih dari yang bisa dilakukan orang normal sekalipun.
DVD stok : 081 2275 34788
****
"Ocean Heaven"
Kisah Nyata Seorang Ayah dan Anaknya yang Autis
Satu lagi film mengenai anak-anak
spesialtis yang saya tonton. Kali ini adalah film mengenai seorang ayah
yang memiliki anak autis berjudul Ocean Heaven (Juli 2010). Kisah yang
berdasarkan dari cerita nyata ini menggambarkan perjuangan ayah yang
berusaha mengajarkan anaknya yang autis dengan sabar. Sang ayah, Pak
Wang (Jet Li) diceritakan menderita sakit keras dan umurnya ditentukan
hanya dalam hitungan waktu yang sebentar. Sementara anaknya yang berumur
kisaran 17-19 tahun (Wen Zhang) memiliki spesialtis autis. Sejak
istrinya meninggal Pak Wang selalu mengurusi dan memenuhi kebutuhan
Dafu, anaknya. Ia selalu membawa Dafu kemanapun ia pergi bahkan ketika
bekerja sekalipun.
Pak Wang memang sakit namun ia tidak bisa
dirawat intensif di RS karena ia harus bekerja dan memenuhi kebutuhan
anaknya. Maka masalah muncul ketika pak Wang berpikir akan masa depan
Dafu setelah ia meninggal. Sempat putus asa, maka pak Wang sempat
mencoba membunuh Dafu dan dirinya sendiri dengan cara menenggelamkan
diri di laut. Namun usaha itu tak berhasil karena Dafu dengan
mengejutkan masih mampu berenang dan menyelamatkan ayahnya meski
tubuhnya sudah dipakaikan batu pemberat. Maka pak Wang meminta bantuan
dinas sosial dan yayasan sosial mulai dari Panti Asuhan hingga Rumah
Sakit Jiwa agar merawat anaknya ketika ia meninggal. Sayangnya tidak ada
satupun lembaga yang dapat menerima Dafu karena tidak sesuai kriteria
yang mereka tentukan. Untung saja di masa sulit itu pak Wang bertemu
dengan mantan Kepala Sekolah di tempat Dafu sekolah ketika kecil dulu.
Ibu Liu, mantan kepsek ini baru saja mendirikan yayasan Autis dan pak
Wang merasa ini adalah tempat yang tepat untuk Dafu tinggal sepeninggal
dirinya nanti.
Sayangnya tidak semudah membalikkan
tangan membuat Dafu betah tinggal di tempat yang baru. Pak Wang masih
tetap menemani Dafu di asrama yayasan autis itu. Pak Wang sadar kalau
Dafu masih terbiasa dengan dirinya dan belum terbiasa mandiri. Maka pak
Wang pun mulai mengajarkan Dafu agar mandiri, mulai dari membuka baju
sendiri, memasak telur, naik dan turun bis di tempat yang tepat hingga
mengepel lantai di tempat kerja pak Wang. Laki-laki setengah baya itu
telah merencanakan agar Dafu bekerja menggantikan dirinya setelah
dirinya tiada. Satu hal lagi, pak Wang juga mensugesti pikiran Dafu agar
ia tidak merasa kehilangan dirinya ketika saatnya tiba nanti.
Film ini adalah film full-drama yang
pertama kali dimainkan oleh Jet Li selama 25 tahun menjadi aktor.
Filmnya bagus sekali, luar biasa menguras air mata hehe. Tapi pesan yang
ingin disampaikan sangat mengena dan sangat bagus bagi mereka para anak
agar berbakti lebih baik lagi kepada orang tua dan juga bagus sekali
untuk mereka para orang tua, khususnya yang memiliki anak-anak
spesialtis, agar selalu sabar dan tak berhenti mendidik dengan baik dan
penuh kasih sayang. sumber : http://dhila13.wordpress.com/2012/01/08/ulasan-film-ocean-heaven-kisah-nyata-seorang-ayah-dan-anaknya-autis/
DVD stok : 081 2275 34788 **** “Taare Zameen Par”
“Tidak
ada manusia yang sempurna bagitu pula dengan seorang anak. Karena
setiap anak pastilah memiliki keistimewaan yang berbeda-beda, keterampilan
yang unik, serta kemampuan dan impian. Setiap anak, cepat atau lambat
mereka semua akan belajar, namun dengan kecepatannya masing-masing.Every child is special."
Film ini menceritakan seorang anak bernama Ishaan Nandkishore Awasthi.
Dia adalah seorang anak berusia delapan tahun yang tidak menyukai
sekolah. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia terus-menerus
gagal ujian. Guru dan teman sekelasnya menjadikan Ishaan sebagai bahan
penghinaan. Di sisi lain, Ishaan memunyai dunia yang penuh keajaiban
yaitu negeri ajaib penuh dengan warna dan binatang animasi. Seni,
meskipun tidak ada yang menyadari hal ini pada awalnya. Kondisi di rumah, Ayahnya, Nandkishore Awasthi, adalah seorang eksekutif
sibuk yang sukses dan mengharapkan yang terbaik dari anak-anaknya.
Ibunya, Maya Awasthi, adalah seorang ibu rumah tangga yang frustrasi
oleh ketidakmampuannya untuk membantu Ishaan. Di sisi lain, Kakak Ishaan’s
Yohaan adalah seorang pelajar yang sukses. Setelah mengetahui kondisi
masalah Ishaan, orang tua Ishaan memutuskan bahwa anaknya harus dikirim
ke sekolah asrama.
Di Asrama, Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) ditunjuk sebagai guru
seni sementara. Tidak seperti guru-guru lain yang mengikuti norma-norma
yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar
dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap
anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram
kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia
membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan
anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri.
Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong
tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah
pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.
Pesan yang ingin disampaikan Aamir Khan (sutradara)
dalam kisah ini setiap anak adalah pahlawan selain itu membantu kita
melihat seorang anak dalam diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang
sempurna tak peduli apa posisi dia dalam masyarakat, setiap anak dengan
kemampuan mereka adalah khusus dan berbakat dengan cara mereka sendiri.
Film ini bukan hanya tentang penderitaan anak disleksia (klik disini kalau mau tentang diseleksia)
tetapi juga tentang bagaimana orangtua terbawa oleh perkembangan dunia
saat ini dan gagal untuk memahami mimpi anak mereka dan mengembangkan
bakat bawaan mereka.
Film ini menginspirasi banget dan mengharukan juga, so..langsung aja nonton!!
sumber : - http://mfanies.multiply.com/journal/item/27 - http://www.taarezameenpar.com/
DVD stok : 081 2275 34788 *** "DOOR TO DOOR"
Kegigihan dan Kesabaran merupakan dua hal
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, apalagi dalam bekerja dan
menjalani usaha. Kesempurnaan fisik memang faktor penting penunjang
keberhasilan suatu tujuan usaha yang ingin dicapai, tapi tidak selamanya
keterbatasan fisik menjadi sebuah alasan seseorang untuk tidak
berusaha. Kegigihan dan kesabaran tersebutlah yang merupakan indikator
utama yang dapat mengalahkan fisik seseorang. Begitulah merupakan sebuah
deskriptif singkat dari film “Door to Door” ini.
Film yang direlease tahun 2002,
merupakan film sederhana yang diambil dari kisah nyata. Seseorang yang
tidak mengenal kata lelah dan putus harapan, walaupun menderita cacat
tulang belakang dan “cerebral palsy” (kelumpuhan otak) yang
mengakibatkan tubuhnya bergerak tidak normal dan mengalami gangguan
syaraf yang dideritanya sejak kecil, Billy Porter yang diperankan
William H. Macy (69). Mendapat dukungan kuat
dari ibunya, dengan langkah pasti ia menyelusuri kota untuk mencari
pekerjaan yang sekiranya layak untuknya, berbagai perusahaan
dikunjunginya, tapi tidak jarang pula ia mendapat kebuntuhan dan ditolak
oleh perusahaan yang disinggahinya. Sehingga pada suatu kenekatan yang
luar biasa, ia berhenti diperusahaan “Watskin Company”, ia bersikeras
untuk bekerja apapun, walaupun pekerjaan itu sulit dikerjaan oleh orang
normal sekalipun. Ia bangga dan ingin berbalas budi kepada ibunya yang
menemaninya seharian mencari pekerjaan.
Bekerja di bidang jasa, salesman,
menawarkan barang-barang dengan cara memperlihatkan katalog-katalog
barang dari pintu ke pintu dengan berjalan kaki sepanjang jalan, tidak
membuatnya patah semangat apalagi menyerah, walaupun hanya mendapatkan
$4.25 dan satu konsumen (yang pada akhirnya menjadi pelanggan tetapnya )
pada hari pertamanya. Pekerjaan ini pun dilakukannya setiap hari tanpa
ada kata bosan. Tidak jarang ia mendapat cibiran dan perlakuan yang
tidak layak, namun ada pula yang kasihan dan prihatin terhadapnya.
Hingga pada suatu saat ia divonis oleh dokter bahwa ada penyempitan
tulang belakang akibat sering mengantarkan barang-barang pesanan.
Beruntung dia masih bisa berjalan dengan dibantu tulang penyangga selama
dua minggu. Dan akhirnya ia dibantu oleh Selly, teman dekat dalam
pekerjaannya. Kegigihan dan kesibukan terhadap pekerjaan tidak membuat
Bill Porter mengurangkan perhatiannya kepada ibunya yang sudah
sakit-sakitan, yang hingga pada akhirnya ibunya tidak dapat lagi
menatapnya.
Kemampuan berwirausaha Bill Porter,
ditunjukan dengan cara mampu memanfaat peluang sekecil mungkin dari
segala keterbatasan dan kesempatan yang ia miliki. Sikap berani ambil
resiko terhadap pekerjaan yang dia ambil dengan melihat kondisi fisik
yang kurang merupakan keberanian dan tantangan tersendiri. Mampu
menciptakan dan memanfaatkan perubahan situasi dan pandangan orang
kebanyakan. Terbukti dengan ia mampu menjual barang dari perusahaan
Watskins dengan berbagai kreatifitas, misalnya ia memberi hiburan ringan
kepada konsumen atau ia mampu menjalin kekerabatan diantara tetangga
yang bertengkar, dls.
Pada 1989, berkat kerja keras yang
ditunjukkan Bill Porter, ia mendapatkan penghargaan sebagai penjual
terbaik pada perusahaan Watskins Incorporated pada tahun itu pula,
dengan total penjualan $42.460, ia lantas diangkat sebagai konsultan
pemasaran. Pada tahun 1998 ia mendapat Nasoinal Komunitas untuk
penderita cacat komunikasi,
Bekerja dan terus bekerja, itulah
merupakan sikap yang ditunjukkan Bill Porter. Kondisi dan kemampuan yang
ia miliki mampu dimanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Bertanggung
jawab terhadap tugas dan pekrjaannya dan mampu membantu meningkatkan
omset perusahaan, merupakan ciri karyawan teladan yang pantas di beri
apresiasi dan penghargaan.
Sikap kesederhanaan dan tidak mau menjadi
beban orang lain yang ditunjukan Bill Porter merupakan contoh yang
dapat diambil bagi seseorang dengan keterbatasan fisik agar tidak patah
semangat dalam menjalani hidup, bahwa masih banyak cara dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dengan cara yang halal dan baik, tidak lagi ada kata
malas apalagi bosan, selama itu tidak merugikan orang lain, atau bahkan
dapat berguna bagi orang lain. dan bagi orang yang sempurna fisiknya
agar lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan-tantangan dan masalah
dari usaha yang diambil, orang dengan segala keterbatasan masih bisa
bersemangat dalam bekerja apalagi orang yang sejak dilahirkan dengan
keadaan yang sempurna.
Inti dari film ini adalah usaha keras,
gigih, tak mudah putus asa dan menyerah pada keadaan yang memiliki
sebuah muatan penting tentang bagaimana seorang pebisnis mampu mengelola
dan mengendalikan emosinya dengan baik. Bahasa kepedulian menjadi hal
yang penting saat seorang yang memiliki keterbatasan fisik belajar untuk
menjadi marketer handal. Belajar dari nol, dari satu pintu ke
pintu yang lain mencoba untuk mengambil perhatian dari apa yang ia
tawarkan. Luar bisa, film ini menginspirasi bahwa tidak ada yang tidak
mungkin dalam dunia bisnis, bahkan tubuh yang cacat bukanlah halangan
untuk mampu bersaing. Sebuah film yang sangat menginspirasi semangat
dalam menangani berbagai keterbatasan hidup.
DVD stok : 081 2275 34788 *** "GIFTED HANDS"
Film ini mengisahkan tentang seorang dokter ahli bedah syaraf (pediatric neurosurgery)
terbaik di dunia. Benjamin S. Carson atau sering dipanggil Bennie,
terlahir dari seorang wanita buta huruf yang menikah di usia muda karena
ingin terlepas dari kehidupan panti asuhan. Namun seiring berjalannya
waktu, sang ibu terpaksa berpisah dengan sang ayah karena sang ayah
terlibat narkoba. Akhirnya sang ibu dengan tegar membesarkan Bennie dan
Curtis (kakak Bennie) sendirian.
Alur cerita pada film ini diawali dengan sedikit cuplikan rencana
operasi bayi kembar siam di kepala yang akan ditangani oleh Bennie.
Kemudian dilanjutkan dengan falshback kisah Bennie semasa kecil hingga dewasa dan kembali ke operasi bayi kembar siam.
Di sekolah dasar, Bennie merupakan murid terbodoh di kelasnya. Setiap
kali ujian dia tidak pernah bisa menjawab soal-soal ujian. Semua
temannya mencemoohnya. Hingga pada suatu hari, sang ibu menyadari bahwa
ada masalah dengan mata Bennie lalu membelikannya kaca mata. Setelah
Bennie memakai kaca mata, nilai ujiannya naik dari yang biasanya F
menjadi D. Oia, selain itu Bennie kecil juga terkenal dengan sikap
emosinya yang tidak terkendali.
Kisah ini berlanjut ketika sang ibu (yang berprofesi sebagai pembantu
rumah tangga) mendapat pekerjaan baru di sebuah rumah besar. Saat itu
dia heran dengan isi rumah yang penuh buku sampai-sampai dia bertanya
kepada si pemilik rumah apakah dia membaca semua buku itu. Akhirnya
begitu sampai di rumah sang ibu menyuruh Bennie dan Curtis untuk
mengurangi nonton tv dan hanya boleh melihat 2 saluran televisi
terfavorit perminggu (padahal biasanya banyak waktu mereka gunakan untuk
melihat televisi terutama drama/sinetron), selain itu mereka juga harus
rajin ke perpustakaan untuk membaca 2 buku perminggu dan membuat
laporan tertulis mengenai isi buku yang mereka baca. Akhirnya pada tahun
berikutnya, dari yang semula dijuluki murid terbodoh, Bennie menjadi
murid terpintar di sekolahnya.
Beberapa tahun kemudian, Bennie melanjutkan kuliah di sebuah universitas
untuk merealisasikan cita-citanya menjadi dokter. Dia mengambil
spesialisasi dokter bedah syaraf (otak) karena dia beranggapan bahwa
otak merupakan sebuah keajaiban. Saluran dari semua gerak, talenta, dan
potensi yang dimiliki oleh seorang manusia adalah berasal dari otak.
Otak merupakan sumber segala inspirasi untuk mencapai sesuatu jika
diasah dengan benar.
Pada tahun berikutnya, Bennie diterima sebagai dokter magang di sebuah
rumah sakit. Saat itu pula dia melakukan operasi pertamanya terhadap
pasien yang kepalanya terluka parah karena terkena pukulan tongkat
baseball. Saat itu tidak ada dokter yang berada di rumah sakit, sehingga
dia dengan terpaksa dengan segala resiko melakukan operasi tanpa
persetujuan dan pengawasan dokter. Yang menggembirakan adalah bahwa
meskipun dia hanya seorang dokter magang ternyata operasi pertamanya
tersebut berhasil.
Kemampuannya terus meningkat hingga pada suatu saat dia harus
mengoperasi otak seorang anak yang mederita penyakit kejang sejak ia
bayi. Keberhasilan-keberhasilan operasi yang ia lakukan selama itu
mengantarkannya pada kasus bayi kembar siam di kepala. Dia sempat
pesimis bahwa dia tidak akan bisa melakukan operasi karena dikhawatirkan
akan terjadi pendarahan hebat sedangkan bayi2 tersebut masih meiliki
sedikit volume darah. Akan tetapi sang ibu dan sang istri selalu
memberikan motivasi bahwa dia bisa melakukannya. Akhirnya setelah
menemukan cara mengatasinya dengan dibantu oleh dokter bedah jantung
untuk menghentikan aliran darah sementara waktu (agar tidak terjadi
pendarahan hebat) serta puluhan tim dokter yang dibagi menjadi dua
kelompok, operasi tersebut berhasil dilakukan dengan memakan waktu 22
jam.
Secara umum film ini amat sangat menarik, mulai dari alur cerita hingga
isi cerita (mungkin karena film ini memang berdasarkan kisah nyata).
Banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita ini, antara lain:
Tidak ada orang bodoh. Setiap orang dianugerahi kemampuan, keahlian,
talenta, dan potensi masing2. Yang harus dilakukan adalah menemukan
potensi tersebut dan mengasahnya.
Perlunya kepercayaan diri (terutama dalam kisah ini, karena seorang
dokter bedah harus mempunyai kepercayaan diri sebagai salah satu modal
berhasil atau tidaknya sebuah operasi)
Adanya keyakinan penuh akan pertolongan Tuhan
Kegigihan dan kerja keras
Mengasah pengetahuan dengan membaca
Buku merupakan sumber inspirasi, dari buku berbagai pengetahuan dapat diperoleh
Pentingnya sebuah keramahan, dengan sikap yang ramah setiap orang akan nyaman bersama kita
Harus siap menghadapi rintangan apapun, meskipun di bawah tekanan harus tetap bisa maju
Besarnya peran orangtua, terutama ibu. Dengan kasih sayangnya
seorang ibu bisa memotivasi dan mengantarkan anak-anaknya ke gerbang
kesuksesan