Informasi Autis semakin mudah didapat dari berbagai media , diantaranya melalui internet. Tidak seperti ketika kami mencari informasi mengenai autis 12 tahun yang lalu, informasi masih sangat minim. kami juga masih merasa asing dengan apa itu autis dan apa yang harus dilakukan.agar ajeng bisa segera pulih.
Kemarin, kami ada sharing dengan ibu dari anak berusia 2,1 tahun..beliau mendapatkan info dari internet mengenai ciri-ciri autis , padahal beliau belum memeriksakan anaknya ke medis/ psikolog. Kami bertanya mengapa ibu yakin kalau anak ibu mengalami autis ? Ternyata ibu ini membandingkan perilaku anak dengan sebayanya dan telah melakukan intervensi dengan mengikutkan terapi ABA dan TW sejak 6 bulan lalu , artinya pada anak usia 19 bulan. Tingkat kepedulian orangtua terhadap anak semakin tinggi dengan banyaknya info yang didapat. Apa yang dilakukan sang ibu sudah baik, dan selalu mengevaluasi apa yang telah dan tengah dilakukan terhadap anak, dan apa yang harus dilakukan dikemudian hari agar lebih efektif. Membandingkan kondisi anak dengan anak sebayanya..bila ada perbedaan.
Sharing adalah salah satu upaya mendapatkan banyak informasi , karena dari sharing kita bisa mendapatkan pengalaman dari teman-teman yang mengalami hal yang sama, sehingga kita bisa mempertimbangkan langkah (terapi, diet , dll ) agar kita tidak membuang waktu, biaya , tenaga dengan percuma.
Sharing adalah salah satu upaya mendapatkan banyak informasi , karena dari sharing kita bisa mendapatkan pengalaman dari teman-teman yang mengalami hal yang sama, sehingga kita bisa mempertimbangkan langkah (terapi, diet , dll ) agar kita tidak membuang waktu, biaya , tenaga dengan percuma.
Dari internet juga sebenarnya ( pada waktu ajeng berusia 2 tahun) kami memperoleh informasi tentunya dari ahli autis yang sangat saya sangat saya pegang betul adalah:
1) Sebagian besar autis bermula pada pencernaan yang kurang sempurna dan berimbas pada gangguan di otaknya sehingga menggangu perilakunya.
2.Autis bukanlah penyakit jadi autis tidak membutuhkan obat , sedangkan obat yang ada hanyalah obat penenang (yang sering dipakai di RSJ) tujuannya agar anak bisa diterapi dengan baik.
Namun obat ini bersifat jangka panjang yang pasti ada berdampak negatif pada organ tubuh lainnya ..artinya menimbulkan masalah baru. pemakaian obat / suplemen jangka panjang menandakan bahwa obat/ suplemen bekerja tidak efektif. ( mungkin begitu juga pada terapi ).
2) autis akan optimal bila dilakukan terapi.
Ada banyak terapi yang ada , semua dengan tujuan masing-masing. tapi hanya terapi biomedika (medis) yang menyentuh dan memperbaiki pencernaan dengan menggunakan suplemen . Namun perjalanan waktu, akhirnya kami menemukan Biomedika Plus ..suatu metode pemulihan anak autis ..walaupun usia Ajeng dulu 8 tahun , belum diet ..bisa juga maksimal pulih.
Kalau nanti semua organ tubuh bekerja baik, maka perkembangan anak pun akan baik, dengan anak lebih bisa tenang dan fokus, tentunya akan memudahkan untuk diterapi.
Pada kelompok komunitas kami, kami sering tekankan bahwa orangtua adalah terapis yang terbaik bagi anak antara lain karena memiliki kedekatan emosional, ortu memiliki waktu yang banyak untuk anak dirumah sehingga kita bisa menerapkannya dengan maksimal dirumah.
Terapi , Diet dan support adalah kunci terbaik untuk diterapkan..nah ..kita pun harus fokus pada 3 kunci tersebut..pengalaman / sharing dengan sesama ortu abk akan banyak membantu kita dalam mempertimbangkan setiap langkah yang akan kita ambil.
salam peduli autis