Ada yang memakainya untuk meredakan hiperaktivitas. Ada pula yang memakainya untuk berpikir lebih baik. Ritalin, obat anti ADHD makin sering dianjurkan dokter kepada pasien.
Di Belanda bahkan meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun, yakni dari 65 ribu hingga 600 ribu. Tapi orang tetap meragukan manfaat obat ini. Orang pengidap ADHD sulit berkonsentrasi dan menunjukkan perilaku dan pikiran yang hiperaktif.
Pada anak dan remaja masalah ini sering menimbulkan konflik dalam rumah tangga dan ketertinggalan dalam belajar. Jumlah anak laki-laki pengidap ADHD tiga kali lebih besar ketimbang anak perempuan.
Sulit menetapkan seorang anak mengidap ADHD, kata farmakolog/psikolog Joris Verster dari Universitas Utrecht. Tapi prasangka bahwa dengan Ritalin orang tua bisa mengendalikan anak-anak itu, tidak benar.
"Seorang anak yang ramai sekali tidak bisa dikendalikan dengan Ritalin sehingga dia lebih tenang dan lebih mudah bagi orang tua menanganinya. Si anak harus didiagnosa dulu apakah mengidap ADHD. Selain itu ada beberapa jenis berbeda ADHD. Seorang anak misalnya bisa mengalami kesulitan untuk tetap menaruh perhatian terhadap sesuatu. Bisa juga anak itu hiperaktif dan impulsif. Kadangkala si anak menunjukkan semua gejala tadi. Tapi bisa juga jadi si anak menunjukkan salah satu dari gejala tersebut."
KeamananObat Ritalin biasanya dianjurkan bersama dengan terapi perilaku dan bimbingan lain. Ritalin mengandung Methylfenidat, yang sejak tahun 1950an dipakai untuk menangani masalah perilaku. Zat itu juga terdapat di obat-obatan seperti Concerta dan Rubifen.
Karena Ritalin terbukti efektif, sangat populer. Obat ini juga dianjurkan kepada anak sangat muda. Di Amerika Serikat bahkan kepada anak berusia dua tahun. Di Amerika, Retalin dipakai untuk menangani anak-anak yang berperilaku sulit.
Tidak semua pengguna Ritalin mengalami gangguan perilaku. Menurut majalah ilmiah Britania, Nature, peneliti memakainya untuk memperbaiki konsentrasi. Sekitar 1400 responden ilmuan dari 60 negara mengaku pernah memakainya sehingga bisa berpikir lebih baik. Mayoritas menggunakan Ritalin.
Majalah Nature kemudian mempertanyakan mengapa tidak dipakai umum saja kalau memang meningkatkan kualitas pekerjaan. Jadi semacam doping untuk otak.
Di Belanda, Komite HAM Belanda menentang keras penggunaan obat tersebut. Itu tidak mengherankan. Komite ini didirikan Gereja Scientology yang menentang setiap bentuk pelayanan psikis dan psikiatris.
Jumat lalu Komite berdemo di depan Dewan Penilaian Obat-obatan di Den Haag. Mereka memprotes anjuran dokter kepada pasien untuk menggunakan obat anti depresi dan ADHD. Menurut Scientology, perusahaan farmasi merahasiakan efek sampingnya.
Efek sampingRitalin punya efek samping yang sudah umum diketahui: gangguan tidur, sakit kepala, mudah tersinggung, detak jantung tak teratur dan tekanan darah tinggi. Juga bisa timbul gangguan psikis.
Sekitar 20 persen pasien mengalami efek samping seperti disebut tadi. Kalau demikian, mereka diberi obat lain, kata Joris Verster. Beberapa orang tua bertanya-tanya apakah anak mereka tidak bisa dibantu dengan cara lain.
Verster mengerti kecemasan itu, tapi menurutnya orang tua juga harus tahu kemungkinan anak mereka bisa minum obat itu seumur hidup.
"Mereka harus memahami, ADHD adalah penyakit genetik dan biologis. Sangat sulit merawat penyakit biologis seperti ADHD dengan merubah gaya hidup atau makan makanan lain. Itu tidak akan banyak membantu. Sangat penting anak-anak dirawat baik dengan obat-obatan dan diberi terapi perilaku, juga di sekolah."
Awal tahun ini Badan Obat-obatan Eropa EMEA, dari Komisi Eropa menyatakan Ritalin aman dipakai anak-anak di atas usia enam tahun serta puber pengidap ADHD. Menurtu EMEA tidak perlu membatasi penggunaan Ritalin untuk dua kelompok tersebut. Efek samping untuk orang dewasa tidak diteliti.
Kendati demikian EMEA prihatin tentang informasi jelas dalam Uni Eropa tentang pemakaian aman Ritalin. Bukan hanya pada pasien tapi juga dokter. Menurut organisasi ini, dokter harus memeriksa lebih baik apakah pasien termasuk kelompok resiko, seperti orang dengan tekanan darah tinggi atau orang yang mengalami gangguan psikis.
Anjuran ini sangat didukung Verster.
"Sangat penting, dan ini berlaku untuk setiap obat, meneliti apa efeknya di jangka panjang. Sebelum dipasarkan, perlu diteliti dulu selama enam bulan hingga setahun. Jadi penting melihat apa efek jangka panjangnya terhadap pasien ketika obat beredar di pasaran."
Efek jangka panjang
Selain itu EMEA juga menuntut pedoman baru untuk dokter yang menganjurkan obat ini kepada pasien serta pemeriksaan berulangkali pasien. EMEA mengerti kecemasan orang tua bahwa tidak banyak diketahui tentang efek jangka panjang.
Orang yang selama satu tahun memakai Ritalin, harus berhenti menggunakannya selama satu tahun apakah bisa berfungsi tanpa obat tersebut. Menurut EMEA penting meneliti lebih jauh efek Ritalin.
Laporan Keselamatan Ritaling EMEA (pdf, Bahasa Belanda): www.emea.europa.eu/pdfs/human/referral/methylphenidate/2231509en.pdf