Senin, 01 Oktober 2012

Ulasan Film

"TEMPLE GRANDIN"

Temple Grandin adalah seorang gadis ‘istimewa’. Sejak berumur 4 tahun Ia sudah divonis menderita autisme akut sehingga membuat dirinya berbeda dengan kebanyakan gadis lain seumurnya. Seperti penderita autisme pada umumnya, Grandin mengalami kesulitan untuk dapat mengekspresikan emosinya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, dan hidup dalam dunianya sendiri, mungkin hanya sang ibu, Eustacia (Julia Ormond) dan bibinya, Anne (Catherine O’Hara) yang selama ini paling mengerti diri Grandin dan menjadi penyemangatnya dalam menjalani kehidupannya.
Seperti yang sudah disinggung diatas, Grandin adalah gadis yang istimewa. Ya, kelainan yang menjadi kelemahan terbesarnya ternyata juga menjadi berkat luar biasa baginya. Grandlin melihat dunia dengan caranya sendiri. Hanya dengan melihat sebuah objek tertentu Grandlin dengan cepat dapat mengingatnya, tidak peduli sudah berapa lama ia melihatnya, ia selalu dapat memberikan gambaran secara rinci apa yang dilihatnya. Bakat iniliah yang tampaknya berhasil di ‘endus’ oleh, Professor Carlock (David Strathairn), pengajar sains disekolah tempat Grandin yang kemudian mendorongnya untuk membuka dirinya kepada dunia melalui pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Tidak mudah memang bagi seorang penderita autisme seperti Grandin untuk dapat diterima di dunia ‘normal’. Namun sekali lagi berkat kegigihannya dan kerja keras, dukungan luar biasa dari orang-orang tercinta dan ‘bakat’ hebatnya, Grandin membuktikan kepada dunia bahwa orang sepertinya juga mampu berbuat banyak, bahkan lebih dari yang bisa dilakukan orang normal sekalipun.
DVD stok : 081 2275 34788
****

  "Ocean Heaven" 

Kisah Nyata Seorang Ayah dan Anaknya yang Autis



Satu lagi film mengenai anak-anak spesialtis yang saya tonton. Kali ini adalah film mengenai seorang ayah yang memiliki anak autis berjudul Ocean Heaven (Juli 2010). Kisah yang berdasarkan dari cerita nyata ini menggambarkan perjuangan ayah yang berusaha mengajarkan anaknya yang autis dengan sabar. Sang ayah, Pak Wang (Jet Li) diceritakan menderita sakit keras dan umurnya ditentukan hanya dalam hitungan waktu yang sebentar. Sementara anaknya yang berumur kisaran 17-19 tahun (Wen Zhang) memiliki spesialtis autis. Sejak istrinya meninggal Pak Wang selalu mengurusi dan memenuhi kebutuhan Dafu, anaknya. Ia selalu membawa Dafu kemanapun ia pergi bahkan ketika bekerja sekalipun.
Pak Wang memang sakit namun ia tidak bisa dirawat intensif di RS karena ia harus bekerja dan memenuhi kebutuhan anaknya. Maka masalah muncul ketika pak Wang berpikir akan masa depan Dafu setelah ia meninggal. Sempat putus asa, maka pak Wang sempat mencoba membunuh Dafu dan dirinya sendiri dengan cara menenggelamkan diri di laut. Namun usaha itu tak berhasil karena Dafu dengan mengejutkan masih mampu berenang dan menyelamatkan ayahnya meski tubuhnya sudah dipakaikan batu pemberat. Maka pak Wang meminta bantuan dinas sosial dan yayasan sosial mulai dari Panti Asuhan hingga Rumah Sakit Jiwa agar merawat anaknya ketika ia meninggal. Sayangnya tidak ada satupun lembaga yang dapat menerima Dafu karena tidak sesuai kriteria yang mereka tentukan. Untung saja di masa sulit itu pak Wang bertemu dengan mantan Kepala Sekolah di tempat Dafu sekolah ketika kecil dulu. Ibu Liu, mantan kepsek ini baru saja mendirikan yayasan Autis dan pak Wang merasa ini adalah tempat yang tepat untuk Dafu tinggal sepeninggal dirinya nanti.
Sayangnya tidak semudah membalikkan tangan membuat Dafu betah tinggal di tempat yang baru. Pak Wang masih tetap menemani Dafu di asrama yayasan autis itu. Pak Wang sadar kalau Dafu masih terbiasa dengan dirinya dan belum terbiasa mandiri. Maka pak Wang pun mulai mengajarkan Dafu agar mandiri, mulai dari membuka baju sendiri, memasak telur, naik dan turun bis di tempat yang tepat hingga mengepel lantai di tempat kerja pak Wang. Laki-laki setengah baya itu telah merencanakan agar Dafu bekerja menggantikan dirinya setelah dirinya tiada. Satu hal lagi, pak Wang juga mensugesti pikiran Dafu agar ia tidak merasa kehilangan dirinya ketika saatnya tiba nanti.
Film ini adalah film full-drama yang pertama kali dimainkan oleh Jet Li selama 25 tahun menjadi aktor. Filmnya bagus sekali, luar biasa menguras air mata hehe. Tapi pesan yang ingin disampaikan sangat mengena dan sangat bagus bagi mereka para anak agar berbakti lebih baik lagi kepada orang tua dan juga bagus sekali untuk mereka para orang tua, khususnya yang memiliki anak-anak spesialtis, agar selalu sabar dan tak berhenti mendidik dengan baik dan penuh kasih sayang. sumber : http://dhila13.wordpress.com/2012/01/08/ulasan-film-ocean-heaven-kisah-nyata-seorang-ayah-dan-anaknya-autis/
DVD stok : 081 2275 34788
****
 “Taare Zameen Par”
“Tidak ada manusia yang sempurna bagitu pula dengan seorang anak. Karena setiap anak pastilah memiliki keistimewaan yang berbeda-beda, keterampilan yang unik, serta kemampuan dan impian. Setiap anak, cepat atau lambat mereka semua akan belajar, namun dengan kecepatannya masing-masing.Every child is special."


 Film ini menceritakan seorang anak bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Dia adalah seorang anak berusia delapan tahun yang tidak menyukai sekolah. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia terus-menerus gagal ujian. Guru dan teman sekelasnya menjadikan Ishaan sebagai bahan penghinaan. Di sisi lain, Ishaan memunyai dunia yang penuh keajaiban yaitu negeri ajaib penuh dengan warna dan binatang animasi. Seni, meskipun tidak ada yang menyadari hal ini pada awalnya.
 Kondisi di rumah, Ayahnya, Nandkishore Awasthi, adalah seorang eksekutif sibuk yang sukses dan mengharapkan yang terbaik dari anak-anaknya. Ibunya, Maya Awasthi, adalah seorang ibu rumah tangga yang frustrasi oleh 
 ketidakmampuannya untuk membantu Ishaan. Di sisi lain, Kakak Ishaan’s Yohaan adalah seorang pelajar yang sukses. Setelah mengetahui kondisi masalah Ishaan, orang tua Ishaan memutuskan bahwa anaknya harus dikirim ke sekolah asrama.
Di Asrama, Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) ditunjuk sebagai guru seni sementara. Tidak seperti guru-guru lain yang mengikuti norma-norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.
Pesan yang ingin disampaikan Aamir Khan (sutradara) dalam kisah ini setiap anak adalah pahlawan selain itu membantu kita melihat seorang anak dalam diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna tak peduli apa posisi dia dalam masyarakat, setiap anak dengan  kemampuan mereka adalah khusus dan berbakat dengan cara mereka sendiri. Film ini bukan hanya tentang penderitaan anak disleksia (klik disini kalau mau tentang diseleksia) tetapi juga tentang bagaimana orangtua terbawa oleh perkembangan dunia saat ini dan gagal untuk memahami mimpi anak mereka dan mengembangkan bakat bawaan mereka.
Film ini menginspirasi banget dan mengharukan juga, so..langsung aja nonton!!
sumber : - http://mfanies.multiply.com/journal/item/27 - http://www.taarezameenpar.com/
 DVD stok : 081 2275 34788
***
 "DOOR TO DOOR" 


Kegigihan dan Kesabaran merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, apalagi dalam bekerja dan menjalani usaha. Kesempurnaan fisik memang faktor penting penunjang keberhasilan suatu tujuan usaha yang ingin dicapai, tapi tidak selamanya keterbatasan fisik menjadi sebuah alasan seseorang untuk tidak berusaha. Kegigihan dan kesabaran tersebutlah yang merupakan indikator utama yang dapat mengalahkan fisik seseorang. Begitulah merupakan sebuah deskriptif singkat dari film “Door to Door” ini.
Film yang direlease tahun 2002, merupakan film sederhana yang diambil dari kisah nyata. Seseorang yang tidak mengenal kata lelah dan putus harapan, walaupun menderita cacat tulang belakang dan “cerebral palsy” (kelumpuhan otak) yang mengakibatkan  tubuhnya bergerak tidak normal dan mengalami gangguan syaraf yang dideritanya sejak kecil, Billy Porter yang diperankan William H. Macy (69). Mendapat dukungan kuat dari ibunya, dengan langkah pasti ia menyelusuri kota untuk mencari pekerjaan yang sekiranya layak untuknya, berbagai perusahaan dikunjunginya, tapi tidak jarang pula ia mendapat kebuntuhan dan ditolak oleh perusahaan yang disinggahinya. Sehingga pada suatu kenekatan yang luar biasa, ia berhenti diperusahaan “Watskin Company”, ia bersikeras untuk bekerja apapun, walaupun pekerjaan itu sulit dikerjaan oleh orang normal sekalipun. Ia bangga dan ingin berbalas budi kepada ibunya yang menemaninya seharian mencari pekerjaan.
Bekerja di bidang jasa, salesman, menawarkan barang-barang dengan cara memperlihatkan katalog-katalog barang dari pintu ke pintu dengan berjalan kaki sepanjang jalan, tidak membuatnya patah semangat apalagi menyerah, walaupun hanya mendapatkan $4.25 dan satu konsumen (yang pada akhirnya menjadi pelanggan tetapnya ) pada hari pertamanya. Pekerjaan ini pun dilakukannya setiap hari tanpa ada kata bosan. Tidak jarang ia mendapat cibiran dan perlakuan yang tidak layak, namun ada pula yang kasihan dan prihatin terhadapnya. Hingga pada suatu saat ia divonis oleh dokter bahwa ada penyempitan tulang belakang akibat sering mengantarkan barang-barang pesanan. Beruntung dia masih bisa berjalan dengan dibantu tulang penyangga selama dua minggu. Dan akhirnya ia dibantu oleh Selly, teman dekat dalam pekerjaannya. Kegigihan dan kesibukan terhadap pekerjaan tidak membuat Bill Porter mengurangkan perhatiannya kepada ibunya yang sudah sakit-sakitan, yang hingga pada akhirnya ibunya tidak dapat lagi menatapnya.
Kemampuan berwirausaha Bill Porter, ditunjukan dengan cara mampu memanfaat peluang sekecil mungkin dari segala keterbatasan dan kesempatan yang ia miliki. Sikap berani ambil resiko terhadap pekerjaan yang dia ambil dengan melihat kondisi fisik yang kurang merupakan keberanian dan tantangan tersendiri. Mampu menciptakan dan memanfaatkan perubahan situasi dan pandangan orang kebanyakan. Terbukti dengan ia mampu menjual barang dari perusahaan Watskins dengan berbagai kreatifitas, misalnya ia memberi hiburan ringan kepada konsumen atau ia mampu menjalin kekerabatan diantara tetangga yang bertengkar, dls.
Pada 1989, berkat kerja keras yang ditunjukkan Bill Porter, ia mendapatkan penghargaan sebagai penjual terbaik pada perusahaan Watskins Incorporated pada tahun itu pula, dengan total penjualan $42.460, ia lantas diangkat sebagai konsultan pemasaran. Pada tahun 1998 ia mendapat Nasoinal Komunitas untuk penderita cacat komunikasi,
Bekerja dan terus bekerja, itulah merupakan sikap yang ditunjukkan Bill Porter. Kondisi dan kemampuan yang ia miliki mampu dimanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Bertanggung jawab terhadap tugas dan pekrjaannya dan mampu membantu meningkatkan omset perusahaan, merupakan ciri karyawan teladan yang pantas di beri apresiasi dan penghargaan.
Sikap kesederhanaan dan tidak mau menjadi beban orang lain yang ditunjukan Bill Porter merupakan contoh yang dapat diambil bagi seseorang dengan keterbatasan fisik agar tidak patah semangat dalam menjalani hidup, bahwa masih banyak cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang halal dan baik, tidak lagi ada kata malas apalagi bosan, selama itu tidak merugikan orang lain, atau bahkan dapat berguna bagi orang lain. dan bagi orang yang sempurna fisiknya agar lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan-tantangan dan masalah dari usaha yang diambil, orang dengan segala keterbatasan masih bisa bersemangat dalam bekerja apalagi orang yang sejak dilahirkan dengan keadaan yang sempurna.
Inti dari film ini adalah usaha keras, gigih, tak mudah putus asa dan menyerah pada keadaan yang memiliki sebuah muatan penting tentang bagaimana seorang pebisnis mampu mengelola dan mengendalikan emosinya dengan baik. Bahasa kepedulian menjadi hal yang penting saat seorang yang memiliki keterbatasan fisik belajar untuk menjadi marketer handal. Belajar dari nol, dari satu pintu ke pintu yang lain mencoba untuk mengambil perhatian dari apa yang ia tawarkan. Luar bisa, film ini menginspirasi bahwa  tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia bisnis, bahkan tubuh yang cacat bukanlah halangan untuk mampu bersaing. Sebuah film yang sangat menginspirasi semangat dalam menangani berbagai keterbatasan hidup.
 DVD stok : 081 2275 34788
***
"GIFTED HANDS"
 
Film ini mengisahkan tentang seorang dokter ahli bedah syaraf (pediatric neurosurgery) terbaik di dunia. Benjamin S. Carson atau sering dipanggil Bennie, terlahir dari seorang wanita buta huruf yang menikah di usia muda karena ingin terlepas dari kehidupan panti asuhan. Namun seiring berjalannya waktu, sang ibu terpaksa berpisah dengan sang ayah karena sang ayah terlibat narkoba. Akhirnya sang ibu dengan tegar membesarkan Bennie dan Curtis (kakak Bennie) sendirian.
Alur cerita pada film ini diawali dengan sedikit cuplikan rencana operasi bayi kembar siam di kepala yang akan ditangani oleh Bennie. Kemudian dilanjutkan dengan falshback kisah Bennie semasa kecil hingga dewasa dan kembali ke operasi bayi kembar siam.
Di sekolah dasar, Bennie merupakan murid terbodoh di kelasnya. Setiap kali ujian dia tidak pernah bisa menjawab soal-soal ujian. Semua temannya mencemoohnya. Hingga pada suatu hari, sang ibu menyadari bahwa ada masalah dengan mata Bennie lalu membelikannya kaca mata. Setelah Bennie memakai kaca mata, nilai ujiannya naik dari yang biasanya F menjadi D. Oia, selain itu Bennie kecil juga terkenal dengan sikap emosinya yang tidak terkendali.
Kisah ini berlanjut ketika sang ibu (yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga) mendapat pekerjaan baru di sebuah rumah besar. Saat itu dia heran dengan isi rumah yang penuh buku sampai-sampai dia bertanya kepada si pemilik rumah apakah dia membaca semua buku itu. Akhirnya begitu sampai di rumah sang ibu menyuruh Bennie dan Curtis untuk mengurangi nonton tv dan hanya boleh melihat 2 saluran televisi  terfavorit perminggu (padahal biasanya banyak waktu mereka gunakan untuk melihat televisi terutama drama/sinetron), selain itu mereka juga harus rajin ke perpustakaan untuk membaca 2 buku perminggu dan membuat laporan tertulis mengenai isi buku yang mereka baca. Akhirnya pada tahun berikutnya, dari yang semula dijuluki murid terbodoh, Bennie menjadi murid terpintar di sekolahnya.
Beberapa tahun kemudian, Bennie melanjutkan kuliah di sebuah universitas untuk merealisasikan cita-citanya menjadi dokter. Dia mengambil spesialisasi dokter bedah syaraf (otak) karena dia beranggapan bahwa  otak merupakan sebuah keajaiban. Saluran dari semua gerak, talenta, dan potensi yang dimiliki oleh seorang manusia adalah berasal dari otak. Otak merupakan sumber segala inspirasi untuk mencapai sesuatu jika diasah dengan benar.

Pada tahun berikutnya, Bennie diterima sebagai dokter magang di sebuah rumah sakit. Saat itu pula dia melakukan operasi pertamanya terhadap pasien yang kepalanya terluka parah karena terkena pukulan tongkat baseball. Saat itu tidak ada dokter yang berada di rumah sakit, sehingga dia dengan terpaksa dengan segala resiko melakukan operasi tanpa persetujuan dan pengawasan dokter. Yang menggembirakan adalah bahwa meskipun dia hanya seorang dokter magang ternyata operasi pertamanya tersebut berhasil.
Kemampuannya terus meningkat hingga pada suatu saat dia harus mengoperasi otak seorang anak yang mederita penyakit kejang sejak ia bayi. Keberhasilan-keberhasilan operasi yang ia lakukan selama itu mengantarkannya pada kasus bayi kembar siam di kepala. Dia sempat pesimis bahwa dia tidak akan bisa melakukan operasi karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan hebat sedangkan bayi2 tersebut masih meiliki sedikit volume darah. Akan tetapi sang ibu dan sang istri selalu memberikan motivasi bahwa dia bisa melakukannya. Akhirnya setelah menemukan cara mengatasinya dengan dibantu oleh dokter bedah jantung untuk menghentikan aliran darah sementara waktu (agar tidak terjadi pendarahan hebat) serta puluhan tim dokter yang dibagi menjadi dua kelompok, operasi tersebut berhasil dilakukan dengan memakan waktu 22 jam.
Secara umum film ini amat sangat menarik, mulai dari alur cerita hingga isi cerita (mungkin karena film ini memang berdasarkan kisah nyata). Banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita ini, antara lain:
  1. Tidak ada orang bodoh. Setiap orang dianugerahi kemampuan, keahlian, talenta, dan potensi masing2. Yang harus dilakukan adalah menemukan potensi tersebut dan mengasahnya.
  2. Perlunya kepercayaan diri (terutama dalam kisah ini, karena seorang dokter bedah harus mempunyai kepercayaan diri sebagai salah satu modal berhasil atau tidaknya sebuah operasi)
  3. Adanya keyakinan penuh akan pertolongan Tuhan
  4. Kegigihan dan kerja keras
  5. Mengasah pengetahuan dengan membaca
  6. Buku merupakan sumber inspirasi, dari buku berbagai pengetahuan dapat diperoleh
  7. Pentingnya sebuah keramahan, dengan sikap yang ramah setiap orang akan nyaman bersama kita
  8. Harus siap menghadapi rintangan apapun, meskipun di bawah tekanan harus tetap bisa maju
  9. Besarnya peran orangtua, terutama ibu. Dengan kasih sayangnya seorang ibu bisa memotivasi dan mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan
  DVD stok : 081 2275 34788

Tidak ada komentar: