Minat ?? sms aja ke 081 2275 34788
Merdeka.com - Tak ada hal yang tak mungkin. Kalimat ini cocok
untuk menggambarkan keadaan dan prestasi yang telah diraih Jacob
Barnett, seorang anak berusia 14 tahun yang digadang-gadang akan
memenangkan hadiah Nobel suatu hari nanti.
Ketika berusia dua tahun, Jacob didiagnosis memiliki autisme. Dokter
memberitahu orang tua Jacob bahwa dia kemungkinan tak akan bisa
berbicara atau membaca, atau bahkan mengurus dirinya sendiri seumur
hidup. Namun kenyataannya, diagnosis dokter tersebut salah besar.
Saat ini, Jacob barnett yang baru berusia 14 tahun telah menjadi
mahasiswa Master yang berusaha mendapatkan gelar PhD dalam bidang fisika
quantum. Berdasarkan BBC, remaja yang memiliki IQ 170 ini telah
disiapkan untuk menerima hadiah Novel suatu hari nanti.
Sejak masuk ke Indiana University-Purdue University Indianapolis
(IUPUI) saat berusia 10 tahun, Jacob telah membuat profesor dan rekannya
takjub dengan kecerdasannya yang luar biasa. Remaja ini bahkan membantu
rekan mahasiswanya dalam mata kuliah kalkulus dan telah bergabung
menjadi peneliti ilmiah.
IQ Jacob diperkirakan telah melampaui IQ Albert Einstein. Berdasarkan
laporan TIME tahun 2011, Jacob bahkan diharapkan untuk bisa mematahkan
teori relativitas yang ditemukan oleh Albert Einstein suatu hari nanti.
Selain belajar di universitas, Jacob Barnett yang memiliki Sindrom
Asperger ini juga merupakan penulis buku dan wirausahawan. Jacob dan
keluarganya menjalankan yayasan sosial yang disebut Jacob's Place untuk
anak-anak yang memiliki autisme. Mereka menggunakan yayasan ini untuk
membongkar banyak mitos seputar anak-anak autis, serta membuktikan bahwa
anak autis bisa menjadi hebat.
"Saya sama sekali tidak diharapkan untuk ada di sini. Anda tahu,
dokter mengatakan saya bahkan tak akan bisa berbicara. Kemungkinan besar
ada terapis yang sedang ketakutan ketika melihat saya ada di sini,"
ungkap Jacob Barnett, seperti dilansir oleh Huffington Post (11/05).
Meski perjalanan Jacob terlihat mulus, namun kenyataannya ibunya
Kristine Barnett mengatakan bahwa Jacob selalu bekerja keras melewati
setiap hari untuk bisa mengalahkan autisme yang dideritanya.
"Dia menghadapinya setiap hari. Ada hal-hal yang diketahuinya tentang
dirinya dan dia harus berusaha mengaturnya setiap hari," ungkap
Kristine. Pada bulan April, Kristine menerbitkan sebuah memoar yang
menceritakan pengalamannya membesarkan Jacob, berjudul "The Spark: A
Mother's Story of Nurturing Genius."
Kristine berharap buku dan kisah mengenai Jacob bisa menjadi
inspirasi bagi semua orang tua dan anak yang memiliki autisme di dunia.
Kisah Jacob diharapkan bisa membuat semua anak yang memiliki kekurangan
atau didiagnosis dengan penyakit tertentu tidak patah semangat dan terus
berusaha. Mereka bisa melakukan dan meraih apapun yang mereka inginkan. http://www.merdeka.com/gaya/jacob-barnett-anak-autis-dengan-iq-melebihi-einstein.html