Sabtu, 30 Juli 2011

PDD

Pervasive Developmental Disorder (PDD)

Pervasive Developmental Disorder (PDD) merupakan kelompok gangguan perkembangan yang biasanya terlihat nyata ketika anak berumur 3 tahun, namun tanda-tanda gangguan ini biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Sehingga deteksi dini sebelum anak berusia 3 tahun sangatlah diperlukan agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan.
Secara umum, anak-anak dengan PDD biasanya mengalami tiga gangguan yaitu gangguan komunikasi (misal: kesulitan berbicara), gangguan interaksi (misal: tidak mau bermain dengan anak seusianya atau orang lain), dan gangguan perilaku (misal: perilaku repetitive – stereotipik/perilaku “aneh” yang dilakukan berulang-ulang). Berdasarkan definisi DSM IV(American Psychiatric Association, 1994), PDD merupakan gangguan dalam interaksi social, gangguan dalam berkomunikasi, dan adanya keterpakuan tingkah laku, minat dan aktivitas.
Berdasarkan klasifikasi DSM IV tersebut terdapat 5 bentuk PDD yaitu:
  1. Autism
  2. Asperger Syndrome
  3. SDD (Childhood Disintegrative Disorder)
  4. Rett Disorder
  5. PDD NOS (Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified(www.toddlerstoday.com)
Selain kelima bendtuk PDD di atas, ada gangguan yang sering dikaitkan dengan PDD namun bukan termasuk kelompok dengan PDD, yaitu Fragil-X (Handbook KOnferensi Nasional Autisme, Jakarta, 2003). Penjelasan rinci mengenai gangguan ini anakan diuraian lebih lanjut.

AUTIS

Gangguan ini lebih

Rabu, 27 Juli 2011

kartunku

Kesukaan terhadap film yang ditonton, boneka  yang sering dibawa  main..menjadikanya inspirasi untuk berkarya. 
contohnya upin & ipin :
KALAU INI HASIL IMAGINASI KU LOO:

Senin, 25 Juli 2011

Pengalaman mendaftarkan sekolah SMP Ajeng ( bagian II) : Sekolah non Inklusi mau terima

Tulisan ini merupakan lanjutan tulisan sebelumnya ,

Setelah mencabut berkas pendafataran di SMP tersebut, kami daftar ajeng di SMP Muhamadyah yang berada 500 m dari rumah. Alhamdulillah, bapak kepala sekolah nya sangat welcome dengan kondisi ajeng walaupun sekolah ini belum pernah menerima anak ABK. bahkan beliau sangat excited dengan Ajeng .Dengan membawa serta ajeng saat mendaftar, paling tidak pihak sekolah bisa mengetahui kondisi ajeng sebenarnya. Walau nanti 3 bulan ke depan akan dievaluasi apakah Ajeng bisa mengikuti terus di sekolah tersebut ataukah tidak. Bagi kami, ini adalah keputusan yang bijak,

Selasa, 12 Juli 2011

2000 ABK di DIY Tak Sekolah

Kedaulatan Rakyat tgl 13 Juli 2011 menulis
, sedikitnya 2000 anak berkebutuhan khusus (ABK) di DIY tidak dapat bersekolah, padahal jumlah sekolah inklusi masih mencukupi. Kurangnya kesadaran orangtua menjadi salah satu penyebabnya. Dikhawatirkan hal ini bisa memperburuk kondisi anak dikemudian hari.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga DIY , Sri Widayati. Kurangnya kesadaran tsb karena orangtua merasa rendah diri terhadap kondisi anaknya serta keterbatasan biaya.
tgl 5 Juli 2011 menulis229 ribu ABK

Pengalaman Mendaftarkan SMP Ajeng (bagian 1)

Masa Penerimaan murid di sekolah tahun ajaran 2011/2012 segera berakhir. ada pengalaman tersendiri bagi kami pada saat mendaftarkan Ajeng di SMP swasta dan pilihan kami pada 2 (dua) SMP swasta di seputar tempat tinggal kami.

SMP Pilihan pertama,
kami datangi menjelang 3 hari penutupan penerimaan murid, semua berkas lengkap termasuk SKHUN asli, surat pengantar psikolog mengenai kondisi anak..termasuk info lisan saya mengenai kondisi Ajeng. Dan panitia menyatakan menerima Ajeng dengan alasan pengalaman mereka pernah menerima abk , selain itu karena kapasitas 72 murid dan ajeng pendaftar ke 60an, dan lebih memprioriaskan casis yang benar benar mendaftar murni dengan niatan penuh di sekolah tsb (entu saja karena SKHUN yang diserahkan adalah asli ) . Keesokan harinya