Kamis, 23 April 2009

TERAPI LUMBA-LUMBA

Ada banyak terapi yang ada untuk anak autis, termasuk terapi lumba-lumba. Apakah efektif terapi ini, informasi berikut mungkin berguna
DOLPHIN THERAPY


Selama berabad-abad, dolphin dikenal sebagai mahluk yang cerdas dan baik hati. Cerita mengenai pahlawanan mereka menolong perenang-perenang yang kecapaian sudah ada sejak zaman dahulu.
Para dokter saat ini mencoba memakai dolphin untuk terapi bagi anak dengan kebutuhan khusus. Anak-anak ini suka berada dalam air yang hangat, menyentuh tubuh dolphin dan mendengar suara-suara yang dikeluarkan oleh dolphin-dolphin tersebut.

Dalam 2 dekade terakhir ini beberapa terapis dan psikolog berpendapat bahwa berenang dengan dolphin
mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa getaran dolphin dapat menyembuhkan sel manusia.




Apakah dolphin therapy itu ?
Para dokter di Dolphin-Human Therapy Center percaya bahwa mahluk yang sangat cerdas ini dapat
membantu anak-anak dengan berbagai gangguan saraf, bahkan anak dengan Sindroma Down dan autisme.
Anak-anak ini demikian menyukai berenang dengan dolphin, sehingga hal tersebut dipakai sebagai "reward"
untuk anak yang memberi respons yang baik pada terapi perilaku, misalnya pada terapi metoda ABA.
Laporan dari berbagai negara menunjukkan bahwa faktor interaksi itulah yang mempunyai effek yang positif terhadap manusia.

Bagaimana cara kerjanya ?
Salah satu teori mengemukakan bahwa getaran sonar dolphin yang unik dapat mengindentifikasi gangguan saraf pada manusia, lalu menenangkannya sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan penyembuhan.

Namun banyak pula para ilmuwan yang berpendapat bahwa anak-anak hanya menyukai bersentuhan dengan dolphin, dan berenang dengan dolphin hanya merupakan suatu rekreasi saja.

Suatu penelitian dilakukan di Dolphin-Human Therapy Center di Key Largo, Florida. David Cole, seorang ilmuwan dalam bidang neurology menciptakan alat khusus untuk mengukur effek dari dolphin pada otak manusia.

Cole mendapatkan bahwa ada suatu perubahan faali bila manusia berinteraksi dengan dolphin. Setelah
berinteraksi dengan dolphin didapatkan bahwa anak-anak tersebut menjadi lebih tenang. Banyak peneliti
berpendapat bahwa relaksasi inilah yang merupakan penyebab keberhasilan dolphin therapy.
Menurut beberapa peneliti, relaksasi merangsang system kekebalan tubuh.

Apakah kita bergantung pada harapan kosong ?
Meskipun terapi dengan dolphin ini menghasilan beberapa perbaikan yang tidak dapat difahami, namun
jangan lupa bahwa hal ini merupakan suatu eksperimentasi saja dan tidak memberikan penyembuhan secara
medis.
Apakah kita bergantung pada harapan yang kosong untuk "penyembuhan" autisme ?
Banyak bukti bahwa berhubungan erat dengan binatang mempunyai effek yang baik pada manusia, misalnya
dengan anjing dan dengan kuda. Menyentuh dan bicara pada binatang bisa mengurangi stress.
Berenang dan berinteraksi dengan dolphin merupakan petualangan yang menyenangkan.
Dolphin mempunyai tampang yang sangat lucu dan membuat gemas, mereka seolah-olah selalu tersenyum.
Terapi dengan dolphin ternyata membantu kemajuan beberapa anak, namun jangan dianggap itu sebagai
penyembuhan. Orang tua tidak boleh bergantung pada harapan kosong.

Dapat dimengerti bahwa kita sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi anak kita, meskipun
sepertinya pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan kerugian secara finansial.
Orang tua biasa mencari penyembuhan yang ajaib bagi anak-anaknya, namun bila tidak mendapatkannya,
kita tetap mencintai anak-anak tersebut, oleh karena mereka adalah anak-anak pemberian Tuhan. (MB)

(http://www.autismae.or.id/ ) 15/11/2007

Rabu, 22 April 2009

EFEKTIVITAS TERAPI DIET

EFEKTIVITAS TERAPI DIET


Tulisan berikut adalah pendapat pribadi saya , berdasarkan sharing dari para orangtua yang telah lama menerapkan terapi diet pada anaknya . Mungkin bisa jadi perenungan kita semua dalam menilai efektifitas terapi diet pada anak kita.

Ketika Ajeng didiagnosa autis pada umur 2 tahun ( 9 tahun yang lalu), sampai dengan usia ke 8 tahunnya, kami belum menerapkan diet pada anak kami. Karena berbagai pertimbangan, antara lain kesulitannya untuk makan. Terapi diet baru kami terapkan saat di terapi oleh Bpk.Drh.Haris Guntur . Terapi biomedis ini berlangsung 5-6 bulan .

Hingga kini Ajeng tetap tidak mau makan makanan yang didietkan, walau pencernaannya sudah baik.

Pada beberapa bulan yang lalu, ada orangtua anak sharing ..bahwa ia telah menerapkan terapi diet sejak anak usia 2 tahun dan hingga kini anak berusia 9 tahun, juga mengikutkan anak pada terapi wicara, perilaku. Namun tetap saja anak tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan. Jangankan untuk berbicara, memanggil Ayah saja..tidak pernah terucap dari sang anak.

Dari Bapak Haris, saya mendapatkan informasi yang menarik, bahwa anak autis tentunya punya masalah dengan pencernaannya, hal ini terlihat kenapa ia tidak boleh makan-makanan tertentu. Seperti, minum/ makanan yang mengandung susu, pasti ada yang tertinggal di pencernaan, menjadi jamur dan terbawa peredaran darah termasuk ke otak. Otak sebagai pusat kendali tubuh tercemari dan mengganggu syaraf tubuh.

Akibatnya terjadilah gangguan seperti perilaku, bicara, sosial, konsentrasi. Kejadian ini tentunya telah berlangsung lama dan tidaklah mudah mengatasinya.

Lantas apakah efektif dengan pemberian suplemen ? beliau menjawab, sebagai ilustrasi ibaratnya mesin rusak pemberian oli yang nomor 1 pun tidak akan banyak membantu kinerja mesin, tetapi bila mesinnya diperbaiki terlebih dahulu tentunya akan sangat sinergi dengan pemberian oli yang baik. Begitu pula dengan pencernaan anak, akan tidak efektif dengan hanya pemberian suplemen, tetapi perbaiki pencernaannya terlebih dahulu , diet dan suplemen yang tepat tentu hasilnya akan maksimal.

Tetapi, karena sudah berlangsung lama, “ keracunan” pada anak mengakibatkan gangguan , termasuk tidak balance nya aspek sosial dan motorik pada anak. Jadi setelah pencernaan, baru kemudian diperbaiki gelombang otaknya, dengan demikian apa yang diperintahkan otak sinergi dengan yang dilakukan oleh anak.

Semoga bermanfaat
Riswanto 081 2275 34788

Selasa, 21 April 2009

JANTUNG PISANG

Pohon pisang dirumah kami awalnya ada 2 batang , yaitu pisang Kepok dan pisang Raja, yang diberi oleh sahabat saya Heru Wahyu . Sebulan yang lalu , pohon pisang Kepok sudah mulai berbuah, Awalnya baru jantung pisang yang berwarna ungu dan ukurannya besar .



Ajeng bertanya,..Pa itu apa ya namanya ? sambil menunjuk jantung pisang tersebut. Saya jawab..itulah namanya jantung pisang .jeng .” , Jawaban tersebut tak memuaskan rasa ingin tahunya , ia lalu kembali bertanya..”Pa kenapa pisang kok punya jantung, kan bukan hewan atau manusia , lagian kenapa diluar ..kok bukan didalam tubuh ya??


Saya Jawab, “itu namanya saja ..karena mirip bentuknya dengan jantung manusia .. “ . Saya lalu balik bertanya kepadanya “ Kalo manusia , hewan dan Alam semesta ...siapa penciptanya Jeng...?. ” Allah “ , jawabnya Ajeng .. Maha Kuasa Allah Pencipta Alam Semesta , semoga Ajeng selalu bertambah pinter tiap hari dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.


Ketika Jantung pisang itu di tebang, ..jadilah jantung pisang tersebut mainannya selama beberapa hari. Sebelumnya ia minta jantung pisang tersebut di sayur...tapi mamanya lagi sibuk buat makalah buat diskusi. Besok lagi ya jeng...

  
ini gayanya bermain si jantung hati..eh si jantung pisang
riswanto 081227534788

Minggu, 19 April 2009

SUKANYA NGEMIL

AJENG YANG SULIT MAKAN
Dulu , waktu ia masih belum diterapi bpk Haris, Ajeng sulit makan , merasakan lapar ataupun minta makan, apalagi kalu melihat bentuk makanan yang lembek , dipastikan dia akan muntah. Sampai capek rasanya menyuruh ia makan, padahal ia dulunya anak yang hiperaktif. Kita sudah susah payah membuatkan makanan, ia hanya memakannya 1 sendok , lalu sibuklah ia berlarian kesana- kesini.

Kami dulu belum menerapkan terapi diet , karena banyak alasan termasuk ketika melihatnya tidak mau makan. Susu adalah minuman sekaligus makanan buatnya . Namun, tubuhnya kurus , wajahnya terlihat pucat./ tidak berseri. Tatap matanya nampak kosong, asik dengan diri sendiri, terkadang tertawa sendiri.

    Coba lihat  potonya berikut
(Foto ini diambil sekitar Nopember 2004) :


Foto berikut ketika ia menjalani terapi pada 1 bulan pertama ( sekitar Januari 2005), wajahnya tampak lebih bersemangat, tatap mata tidak terlihat kosong



 



Nah , kalau foto berikut diambil sekitar bulan Juli 2007  , terlihat ekspresinya yang menarik

Wah kalo masalah makan dan ngemil, setelah Ia terapi jangan ditanya deh..pulang sekolah sudah minta makan, kalo setelah makan minta nya ngemil makanan...
Nggak susah  sekarang bagi Ajeng kalau masalah makan..LAPER..NO WAY LAH !!

Senin, 13 April 2009

AJeng dan Pemilu

Pemilu Legislatif (Pileg) tgl 9 April 2009 baru lewat beberapa hari. Sebelum hari H saya sempat menggodanya...”Ayo jeng ikut coblosan...” .., Ajeng lalu menukasnya “ papa..bukan mencoblos tapi mencontreng...!!” Tahu juga ia rupanya.


Jam 10 pagi kami ajak Ajeng dan adiknya untuk ikut melihat suasana Pileg di seputar tempat kami tinggal.


Sambil menunggu panggilan mencontreng, kami melihat DPT yang ada di papan pengumuman,..kaget juga ketika meilihat ada namanya tercantum di sana DIAJENG DESIANA NINDYASARI , Padahal Ajeng baru 11 tahun dan belum punya KTP. Sementara itu, teman kerja saya saja tidak terdaftar sebagai DPT. Malah kebolak ya


Banyak partai dan caleg yang ikut Pileg, apalagi yang gak ada fotonya ..membuat bingung untuk memilih. Tapi ia sangat antusias dan ikut membolak-balik surat suara di bilik suara. “ ... Pilih yang ini aja ..PA...bagus lo !! “ bisiknya kepada saya. Contreng....selesai

Ajeng dan Adiknya, Diannisa